Mengubah Sifat Buruk menjadi Sifat Baik - Trik Manipulasi Kemampuan
Cara mengubah Sifat Buruk menjadi Sifat Baik dengan teknik utak-atik Manipulasi Qudrah (Kemampuan fisik anggota tubuh) - Alternatif selain teknik Pemotivasian
Rumusnya:
Setelah tambatan (tindakan orang), aku (akan) ...
Setelah orang berkata menyinggung perasaan, aku (akan) diam, dan bersyukur mengucap, "Alhamdulillah."
Atau
Setelah orang berkata menyinggung perasaan, aku (akan) melantunkan Al-Qur'an dengan lagu Nahawand.
Atau
Setelah orang berkata menyinggung perasaan, aku (akan) tersenyum, dan bersyukur mengucap, "Alhamdulillah."
- Ulang-ulang terus. Sampai sifat sabar itu mengkarakter.
- Karena sifat itu ada di bawah sadar, ia keluar otomatis tanpa bisa dikendalikan. Keluar begitu saja ketika ada Sebab (Pemicu) nya.
Awal Mula Lahirnya Watak - Sifat - Karakter
Sifat pemarah, mungkin waktu kecil orang itu sering lihat orang marah. Atau sering lihat orang tuanya bertengkar. Atau bisa juga sering dimarahi, sehingga jiwa sering tertekan, akhirnya jika ada pemicu, ia meledak. Dan sebab-sebab lainnya.
- Anak kecil gelombang otaknya selalu masih di bawah sadar,
- dan kalbunya masih putih bersih, begitu lemahnya, sulit untuk di motivasi dengan ucapan saja.
- Kalbunya yang bening itu memang mudah menghafalkan kalimat-kalimat, tetapi sedikit untuk memahami apa yang telah ia hafal.
- Akalnya belum begitu tumbuh berkembang.
- Kalbu yang mudah menghafal tersebut akan mudah merekam kejadian atau peristiwa.
Asbab (Pemicu-pemicu - Sebab-sebab) terbentuknya Watak
Asbab (Pemicu-pemicu) di luar dirinya sebagai pembentukan sifatnya, berupa;- Orang-orang terdekat, seperti orang tua, tetangga, teman-teman,
- dan Tindakan-tindakan mereka disekitarnya,
- Konteks benda-benda dan suasana di lingkungan,
- dan sebagainya apa-apa yang ada di luar dirinya.
- perlu diusahakan lebih banyak pembentukan dari luar dirinya,
- tidak hanya berupa pemotivasian, seperti nasehat, dan larangan-larangan saja.
1. Di bidang Asbab (Pemicu-pemicu) Orang,
2. Di bidang Asbab (Pemicu-pemicu) Tindakan,
- senantiasa bersama orang-orang terdekat yang shaleh,
- seperti ustadz-ustadz senior yang sudah mengalami asam garam kehidupan,
- orang tua yang selalu belajar agama setiap hari dan ingin semakin baik,
- teman-teman yang baik,
- tetangga yang shaleh,
- keluarga besar yang baik, dan sebagainya.
- selalu melihat langsung tindakan-tindakan amal shaleh, baik batiniah maupun lahiriah orang-orang di sekitarnya,
- karena ia sangat mudah menirukannya sehingga nantinya menjadi kebiasaan-kebiasaan yang akan menjadi sifat sangat melekat pada dirinya.
- dan, tentu saja diajari amal-amal shaleh baik batiniah dan lahiriah, ajarkan merasa diawasi, dilihat dan dibersamai Allah ta'ala.
- Dan sebagainya.
Anak-anak semestinya diliputi sering melihat hal-hal atau benda-benda yang akan membentuk sifat baik pada dirinya, seperti;
- Perpustakaan yang bagus dan lengkap dengan kitab-kitab ulama Salaf,
- Barang-barang yang mengesankan kesederhanaan tetapi teratur, bersih dan indah,
- Tempat bermain yang mendidik menjadi anak yang shaleh,
- bukan yang akan menyeret kepada keburukan,
- seperti permainan orang-orang kafir atau fasik yang membuat mereka ingin menonton mereka dan mengidolakannya.
- dan menjerumuskan cinta kepada orang-orang kafir.
- Dan sebagainya.
Watak - Sifat - Karakter yang sudah terlanjur Terbentuk
Namun, jika sudah dewasa atau telah tua, dan terlanjur ada kekurangan seperti salah satu contohnya; kurang sabar atau mudah marah.
Kekurangan itu - insya Allah - bisa dihapus dengan;
mengulang-ngulang kondisi atau perilaku kebiasaan lawannya atau kebiasaan yang diinginkan, seperti pemarah ya mesti mengulang - ulang (repetisi) perilaku sabar. Obat penyakit itu lawannya, sebagaimana telah disampaikan Ibnu Qudamah al-Maqdisi dalam Mukhtashar Minhajul Qashidin.
Untuk agar fokus, maka
- dibuat ramuan kalimat seperti dicontohkan di atas.
- Lalu tulis,
- dan ditempel di tempat kita sering lihat atau sering baca, di lintasan kegiatan kita sehari-hari.
- Semakin sering kita baca, semakin bagus,
- karena itu "meretas pikiran kita" agar kalimat itu betul-betul terekam di bawah sadar kita.
Dan, ketika ada peristiwa yang memicu, langsung sontak ingat kalimat itu, dan membuat perilaku, entah tersenyum, melantunkan Al-Qur'an atau diam langsung terlaksana, lalu bersyukur.
Perilaku bersyukur penting untuk;
- menimbulkan rasa senang dan bahagia telah melakukan suatu keberhasilan walaupun kecil.
- Rasa senang dan bahagia itu juga meretas pikiran kita sehingga kita ingin mengulanginya.
Dengan terulang-ulangnya (repetisi) perilaku kebiasaan tersebut, akhirnya akan menjadi watak atau karakter baru, atau sifat baik, sabar itu.
Lalu, mengapa kita butuh mengubah karakter?
- Karena karakter itu adalah suatu kebiasaan otomatis, spontan tanpa dipikir lebih dahulu.
- Dan kebiasaan-kebiasaan sehari-hari itu seolah-olah sudah meramalkan masa depan kita.
- Coba bayangkan, ketika ada kejadian yang memicu kemarahan dua orang, yang satu pemarah dan yang satu lagi penyabar. Dan sifat itu otomatis begitu saja keluar merespon kejadian tersebut.
- Tentu saja akan terjadi hal yang berbeda antara dua orang tersebut, iya khan? ...Yang satu marah-marah, yang lainnya sabar dan diam saja.
- Sehingga sifat seseorang itu seakan-akan telah meramalkan atau memprediksi kejadian yang akan dialami oleh orang yang memiliki sifat tersebut.
- Begitu pula yang akan terjadi pada sifat-sifat lain yang melekat pada seseorang manusia.
- Jika kebiasaan-kebiasaan kita sehari-hari baik, maka - Insya Allah - masa depan kita akan baik pula.
- Karena masa depan adalah akumulasi (jumlah total) dari kebiasaan-kebiasaan kita itu.
- Sedangkan watak, sifat atau karakter kita adalah kebiasaan kita juga.
Kesimpulannya:
Masa depan kita telah terlihat dari watak, sifat atau karakter kita sekarang.
Maka, penting kita mengubah sifat kita agar masa depan kita baik, apalagi masa depan hakiki kita adalah al-Muntaha (kesudahan) kita di akhirat, kembali kepada Sang Pencipta, entah di Surga atau di Neraka - na'udzu billahi min dzalik. - sebagaimana disampaikan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitabnya Fawaidul Fawaid.
Watak, Sifat atau Karakter (akhlak) baik atau buruk kita itu bagaikan kendaraan kita menuju, entah Surga ataupun Neraka (na'udzu billahi min dzalik).
.webp)









Posting Komentar untuk "Mengubah Sifat Buruk menjadi Sifat Baik - Trik Manipulasi Kemampuan"
Posting Komentar