Widget HTML #1

#01 Pendahuluan (mukadimah) Tarikh (sejarah) Ilmu Mushthalah dan Pertumbuhannya

          Dahulu, penulisan Ilmu-ilmu Islamiyah ditulis belum ada (tanpa ada - pent.) ilmu Mushthalah al-Hadits dan Ushulnya. 

Awal

          Terkecuali,  penulisan itu ada, menjadi bagian jenis yang terpisah di dalam penulisan kitab 
  • ar-Risalah (Ilmu Ushul Fiqh) dan 
  • al-Umm (Ilmu Fikih), yang keduanya ditulis oleh Imam Syafi'i - rahimahullahu ta'ala -, dan 
  • di dalam Muqadimmah Shahih Muslim dan yang lainnya 
  • seperti pada akhir Jami' at-Tirmidzi.

Fase Pertama

1. Kemudian pada tahun 400 Hijriyah, pada saat itu mulai berkembang (matang) ilmu-ilmu dan bidang-bidang dan penetapan istilah. Qadhi Abu Muhammad al-Hasan bin Abdurrahman bin Khalad Ramahurmuzi (wafat pada tahun 360 H) menyebarkan bidang al-Mushthalah, beliau sebagai penulis pada awal-awal permulaannya kitab:
((المحذث الفاصل بين الراوي و الواعي)) 
- al-Muhadits al-Fashil baina ar-Rawi wa al-Wa'i.

Fase Kedua

2. Kemudian ilmu tersebut meluas (menyebar), dan padanya ada ulama-ulama. Maka, datanglah Abu Abdillah al-Hakim an-Naisaburi (wafat pada tahun 405 H) dan menulis, 
((معرفة علوم الحديث)) - Ma'rifah 'Ulum al-Hadits tetapi belum mencakup semua dan tersusun sempurna.

Fase Ketiga

3. Kemudian, datanglah Abu Nu'aim Ahmad bin Abdullah al-Ashbahani (wafat pada tahun 430 H), yang membuat tulisan atas kitab Imam al-Hakim مستخرجا - Mustakhraja dan masih ada hal-hal yang butuh diteliti.

Fase Keempat

4. Kemudian, muncul al-Khatib Abu Bakar Ahmad bin Ali al-Baghdadi (wafat 463 H) menulis ketetapan-ketetapan riwayah dalam kitab ((الكِفَايَة)) - al-Kifayah dan dalam bentuk adabnya dengan nama: 
((الجامع لآداب الشيخ و السامع)) 
- al-Jami' li Adab asy-Syaikh dan as-Sami', dan kitab-kitab lainnya secara tersendiri dalam banyak bidang al-Hadits.
         Hal tersebut di atas, yakni kitab-kitab al-Khatib telah menjadi suatu hutang budi bagi setiap yang datang setelah al-Khatib al-Baghdadi, seperti yang telah dikatakan pula oleh Abu Bakar bin Nuqthah.

Fase Kelima

5. Kemudian, datanglah al-Qadhi 'Iyadh (wafat 544 H), dan mengumpulkan yang tersebar di atas dalam: 
((الإلماع في ضبط الرواية و تقييد السماع)) 
- Al-Ilma' fi Dhabthi ar-Riwayah wa Taqyid as-Sama'

Fase Keenam

6. Kemudian Abu Hafsh al-Mayaniji (wafat 580 H) menulis suatu juz yang bernama: 
((ما لا يسع المحذث جهله)) 
- Ma La Yas'a al-Muhadits Jahlahu (Yang Seharusnya Ahli Hadits Tidak Bodoh - istilah-istilah hadits - ed.).

Fase Ketujuh

7. Dan, setelah mereka dan selain mereka, datanglah al-Hafizh Abu 'Amr 'Utsman bin Abdurrahman yang dikenal dengan Ibnu Shalah yang tinggal di Damaskus (wafat 643 H). Ibnu Shalah mengumpulkan materi-materi ilmu hadits dan mengajar di Madrasah al-Asyrafiyah yang dikenal dengan nama Darul Hadits. Kitabnya bernama 'Ulumu al-Hadits yang terkenal juga bernama Muqadimmah Ibnu Shalah.

          Beliau menyusun bidang hadits ini, lalu mendiktekannya kalimat per kalimat2, dan memberi perhatian dengan cermat terhadap tulisan-tulisan al-Khatib al-Baghdadi yang masih terpisah-pisah, lalu dikumpulkan menjadi satu, dan ditambah padanya faedah-faedah yang lainnya. Sehingga terkumpullah di kitabnya Ibnu Shalah apa yang tadinya masih terpencar-pencar.

          Sehingga para ulama mengelilingi kitab ini, mereka berjalan dengannya, dan ada yang membuat:
al-mukhtashar (ringkasan) nya seperti:
Imam Nawawi dalam kitab Irsyad
al-Bulqiniy dalam Mahasin Istilah

nazham (bait syair-syair)
al-'Iraqiy dalam Alfiyah al-'Iraqiy

✓ Ada pula dalam bentuk mustadrak (melengkapi) dan mu'aridh (kritikan-kritikan) pada karya Ibnu Shalah tersebut.

Kitab-kitab Ringkasan

          Di antara kitab-kitab ringkasan yang bermanfaat:
✓ Kitab Nukhbatul Fikar fi Musthalah al-Atsar ditulis oleh Ibnu Hajar al-Asqalaniy (murid al-'Iraqiy) (wafat 852 H). Kitab ini disyarah oleh banyak ulama, di antaranya oleh
Ibnu Hajar al-Asqalaniy sendiri
Muhammad bin Ahmad bin Hajar (putranya Ibnu Hajar al-Asqalaniy)
Abdur Ra'uf al-Manawiy
Muhammad Shadiq bin Abdul Hadi as-Sindiy

Nukhbatul Fikar dalam bentuk nazham (bait-bait syair) oleh
Syihabuddin Ahmad ath-Thufiy (wafat 883 H)
Muhammad bin Isma'il al-Amir ash-Shan'aniy (wafat 1182 H).

Kitab-kitab Paling Ringkas

          Di antara kitab paling ringkas dari yang ringkas-ringkas adalah:
Al-Manzhumah al-Baiquniyyah oleh Syaikh Umar bin Muhammad bin Futuh al-Baiquniy ad-Dimasyqiy (wafat 1080 H).
Dan, disyarah oleh Shidiq Hasan Khan (wafat 1307 H) dan kitabnya bernama al-'Urjun fi Syarh al-Baiqun.

Kitab-kitab yang Lebih Tebal

          Di antara kitab-kitab (yang lebih tebal) yang dianjurkan untuk dibaca:
Tadribu ar-Rawi syarh Taqrib an-Nawawi oleh Suyuthiy (dipelajari di Universitas Islam Madinah).
Fathul Mughits syarh al-Alfiyyah oleh Sakhawiy (murid Ibu Hajar al-Asqalaniy)
Taudhih al-Afkar syarh Tanqihul Anzhar oleh Shan'aniy.
Qawaid at-Tahdits oleh Jamaluddin al-Qasimiy.
Taujihul Nazhar ila Ushulil Atsar oleh at-Thahir al-Jazai'iriy ad-Dimasyqiy.

         Dan semoga Allah membalas semuanya dengan kebaikan balasan.

Sumber:
Kitab Min Athyabil Minah Fi Ilmil Musthalah
Kajian Islam Min Atyabil Minah Fi Ilmil Musthalah - Al-Ustadz Abu Abdurrahman Hammam

WhatsApp Salafy Asyik Belajar dan Menulis

Posting Komentar untuk "#01 Pendahuluan (mukadimah) Tarikh (sejarah) Ilmu Mushthalah dan Pertumbuhannya"

Menjadi Terampil Menulis
Hanya dari kebiasaan menulis sederhana
Menulis Cerita

Kisah Nyata
rasa Novel


Bahasa Arab
Nahwu
Mutammimah

Bahasa Arab
Sharaf
Kitabut Tashrif

Menulis Cerita Lanjutan

Biografi Inspiratif

Bahasa Indonesia
Belajar
Kalimat

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel


Bahasa Indonesia
Belajar
Kata

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

Disalin oleh belajar.icu
Blog Seputar Mendesain Kebiasaan Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya,
mudah, sedikit demi sedikit,
dan
saban hari.