#39 Fase 2.5. - Mendesain untuk Menghentikan Berbagai Kebiasaan Sia-sia atau Buruk - Mengecilkan Perubahannya
Jika pendekatan yang kita diskusikan selama ini belum bisa menghentikan kebiasaan buruk atau sia-sia kita, jangan menyerah!
Ini hakikatnya pertempuran.
Kita masih punya banyak pilihan. Sekarang, kita mencoba untuk mengecilkan ambisi, agar kita bisa meninggalkannya sedikit demi sedikit. Kita bisa lakukan hal-hal berikut:
✓ Menetapkan periode (masa - hitungan hari) yang lebih pendek dalam menghentikan kebiasaan sia-sia tersebut. Misalkan, berhenti membuka medsos-medsos tanpa manfaat selama 3 hari saja (biasanya, membuka selamanya terus - setiap hari - tanpa berhenti!).
✓ Melakukan kebiasaan yang tak diinginkan dengan durasi waktu lebih pendek. Misalkan, membuka HP yang tak manfaat selama 5 menit (biasanya, membukanya selama 15 menit).
✓ Melakukan kebiasaan sia-sia tersebut lebih jarang. Misalkan, mengecek medsos yang tak manfaat sekali saja dalam sehari (biasanya, 10 kali dalam sehari).
✓ Melakukan kebiasaan sia-sia tersebut dengan intensitas yang lebih rendah. Misalkan, selama 15 menit hanya membuka satu medsos saja (biasanya, membuka FB, IG dan Twitter).
Apakah betul mengecilkan ambisi kita itu efektif?
Terkadang kita sering merasa bingung dalam menghentikan kebiasaan buruk. Seperti kita telah bahas yang telah lewat, bahwa untuk jenis Motivasi yang belum kokoh, terkadang saling bertentangan dalam diri.
- Sebagian kalbu kita mengatakan ingin berhenti, tetapi sebagian kalbu kita terbisikan tidak ingin.
- Mungkin ini ada pertikaian dalam benteng kalbu kita yang fitrah, antara hawa nafsu buruk yang diprovokasi bisikan keburukan (setan), dan setelah itu ada petunjuk kepada kalbu yang fitrah itu untuk memulai kebiasaan baik.
Nah, dengan mengecilkannya,
- kita seolah-olah tidak menuduh diri kita sendiri, bahwa diri kitalah yang ingin mempertahankan kebiasaan tak bermanfaat tersebut,
- tetapi itu ajakan hawa nafsu buruk dan godaan setan.
- Dan, justru, seakan-akan kita meneguhkan diri, bahwa kita sungguh ingin meninggalkannya,
- tetapi mengecilkan dululah, yang penting sudah melangkah, walau langkah kecil.
Misalkan, kita ingin berhenti menggunakan FB, karena memang belum ada kebutuhan menggunakannya - seperti menyebar link usaha - , tetapi kita masih takut melewatkan peluang-peluang untuk selalu terhubung dengan teman - teman kita. Kita bisa mengatasi ketegangan tersebut dengan mengecilkan momennya.
Contoh pertama,
- kita akan berhenti menggunakan medsos hanya selama tiga hari.
- Maka, kebiasaan kita bervariasi, mungkin kita akan lebih sanggup atau lebih mudah berhenti selama tiga hari, dibanding berusaha berhenti selamanya.
- Dan, dengan demikian, kita mulai berhasil dan mulai terbuka pintu menuju perubahan yang lebih besar lagi.
- Ketika selama 3 hari meninggalkan medsos, semisal tidak mengecek FB, mungkin kita akan menemukan bahwa,
✓ meninggalkannya tidak sesulit yang selama ini kita takutkan dan perubahan pikiran dan perasaan tersebut membuat kita senang dan percaya diri, lebih dari itu, itu adalah pertolongan dari Allah ta'ala. Kita merasa tersanjung di sisi Allah ta'ala.
✓ Atau kita mendapati bahwa menghentikan FB ternyata tidak membawa perbedaan besar dalam kehidupan kita, jadi mengakhiri kebiasaan ini bukan menjadi masalah lagi.
Bagaimanapun, kita telah mendapatkan keterampilan dan wawasan yang mampu membuat perubahan-perubahan yang lain menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Jika cara utak atik menggagalkan kebiasaan buruk atau sia-sia tak berhasil juga, kita bisa pindah pada Fase 3: menukar atau mengganti kebiasaan lama dalam hal ini kebiasaam buruk atau sia-sia dengan kebiasaan baru, yaitu kebiasaan belajar.
***
Posting Komentar untuk "#39 Fase 2.5. - Mendesain untuk Menghentikan Berbagai Kebiasaan Sia-sia atau Buruk - Mengecilkan Perubahannya"
Posting Komentar