Widget HTML #1

#37 Termasuk Syirik: Seseorang Beramal (Amalan Akhirat) Meniatkan (motivasi - dengan tujuan) Kepentingan Duniawi

          Allah ta'ala berfirman,

مَنْ كَانَ يُرِيْدُ الْحَيَوٰةَ الْدُّنْيَا وَ ژِيْنَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْأَعْمَٰلَهُمْ فِيْهَا وَ هُمْ لَا.يُبْخَسُوٍنَ - ١٥

          "Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan balasan sempurna kepada mereka, dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan ..." (Hud: 15)

Syarah

          Ayat kedua:
أُوْلَىِٰٓكَ الَّذِيْنَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْأخِرَةِ إِلَّا الْنَارُ وَ حَبِطَ مَا صَنَعُوْا فِيْهَا وَبَٰطِلٌ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ - ١٦

          "Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan gugurlah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan." (Hud: 16)

Korelasi bab dengan Kitab at-Tauhid

          Menjelaskan bahwa beramal (amalan akhirat - ed.) dengan niat dunia, adalah syirik yang bertentangan dengan kesempurnaan tauhid dan meruntuhkan amalan.

           Bab ini berbeda dengan bab sebelumnya, (bentuk kesyirikan) pada bab ini adalah:
✓  beramal (amalan akhirat - ed.) untuk mendapatkan dunia, sedangkan
orang yang riya' beramal semata untuk mendapat pujian.

يُرِيْدُ الْحَيَاةَ الْدُنْيَا وَزِيْنَتَهَا
Menghendaki balasan dunia dan harta dengan amalnya.

نُوَفِّ إِلَيْهِمْ
Berupa kesehatan dan kesenangan bersama istri, harta, dan anak.

لَا يُبْخَسُوْنَ
Tidak akan dikurangi.

لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا الْنَّارُ
Tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka, karena mereka hanyalah beramal untuk kehidupan dunia

وَ حَبِطَ
Dan, batallah.

مَا صَنَعُوا فِيْهَا
Yakni: di akhirat, mereka tidak punya lagi amalan yang bisa mendapat balasan, sebab mereka tidak beramal untuk akhirat.

Makna Global Dua Ayat

            Siapa yang himmah dan tujuannya adalah dunia sehingga ia beramal untuknya tanpa menoleh ke akhirat, Allah akan memberikan balasan bagi semua kebajikannya di dunia, jika Allah menghendaki, sebagaimana dalam ayat lain:

          "Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir." (al-Isra': 18)

          Dia datang ke akhirat tanpa membawa kebajikan yang bisa mendapatkan balasan.

Korelasi Dua Ayat dengan Bab

          Keduanya menjelaskan 
hukum seseorang yang menghendaki dunia dengan amalannya, serta 
akibat yang akan dia terima di dunia dan akhirat.

Faedah yang bisa Diambil dari Dua Ayat

1. Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa
syirik meruntuhkan amalan, dan
✓  beramal untuk mendapatkan dunia dan perhiasannya meruntuhkan amalan itu.

2. Kedua ayat tersebut juga menunjukkan bahwa Allah terkadang memberikan balasan
di dunia bagi orang kafir dan 
orang yang memburu dunia melalui amalan kebajikannya, dan
tanpa tersisa lagi di akhirat satupun kebajikannya yang pantas untuk mendapatkan balasan.

3. Kedua ayat tersebut berisi peringatan keras bagi orang yang mengharapkan dunia dengan amalan akhirat.

4. Kedua ayat tersebut mengandung motivasi untuk mengharapkan akhirat ketika beramal shalih.

***

          في الصَّحِيْحِ - Dalam kitab ash-Shahih
          dari Abu Hurairah - radhiallahu 'anhu -, ia berkata, Rasulullah - shallallahu 'alaihi wa sallam - bersabda,

تَعِسَ عَبْدُ الْدِّنَارِ، تَعِسَ عَبْدُ الْدِّرْهَمِ، تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْصَةِ، تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْلَةِ، إِنْ أُعْطِىَ رَضِىَ وَ إِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ. تَعِسَ وَ انْتَكَسَ وَ إِذَا شِيْكَ فَلَا انْتَقَشَ. طُوْبَى لِعَبْدٍ أَخَذَ بِعِنَانِ فَرَسِهِ فِي سَبِيْلِ اللّٰهِ أَشْعَثَ رَأْسُهُ مُغَبَّرَةٌ قَدَمَاهُ، إِنْ كَانَ فِي الْحِرَاسَةِ كَانَ فِي الْحِرَاسَةِ وَ إِنْ كَانَ فِي الْسَّاقَةِ كَانَ فِي الْسَّاقَةِ، إِنِ اسْتَأْدَنَ لَمْ يُؤْذَنْ لَهُ وَ إِنْ شَفَعَ لَمْ يُشَفَّعْ لَهُ.

"Binasalah hamba dinar, binasalah hamba dirham, binasalah hamba sutera bergaris, dan binasalah hamba beludru.
Jika diberi dia rida dan jika tidak diberi maka dia marah. Binasalah dia dan celakalah. Apabila dia tertusuk duri, maka ia tidak sanggup untuk mengeluarkan.
Thuba (Jannahlah) bagi seorang hamba yang meraih tali kekang kudanya (berjihad) di jalan Allah, rambutnya kusut dan kakinya penuh debu.
Jika dia ditugaskan sebagai petugas jaga maka diapun melaksanakannya dengan baik.
Dan, apabila ia ditempatkan di bagian belakang pasukan, maka diapun melakukannya dengan baik.
Jika ia meminta izin tidak diberikan izin.
Dan, jika dia memberikan rekomendasi maka tidak diterima rekomendasinya." *)

*) Hadits Riwayat al-Bukhari (2887)

Syarah

في الصَّحِيْحِ: Shahih al- Bukhari

تَعِسَ
Dengan kasrah 'ain-nya bermakna jatuh, yang dimaksudkan di sini ialah binasa.

الْخَمِيْصَةِ:
Kain sutera atau wol yang bergaris. Pakaian orang-orang masa dulu.

الْخَمِيْلَةِ:
Dengan fathah kha', yakni beludru

وَانْتَكَسَ:
Senantiasa tertimpa sakit. Ada juga yang mengartikannya "terbalik kepalanya di bawah", yaitu doa kecelakaan baginya.

شِيْكَDia tertusuk duri

فَلَا انْتَقَسَ:
Maka dia tidak sanggup untuk mengeluarkannya dengan minqasy (alat ukir).

طُوْبَى:
Sebuah nama surga atau nama pohon yang ada dalam surga.

عِنَانِ:
Dengan kasrah 'ain, bermakna: tali kekang.

فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ:
Berjihad melawan kaum musyrikin.

أَشْعَثَ رَأْسُهُ:
Rambutnya kusut. Kata أَشْعَثَ ini adalah sifat bagi kata عَبْدٍ yang dalam keadaan majrur.
Sehingga أَشْعَثَ mengikuti majrur pula, tetapi majrurnya dengan fathah sebagai pengganti kasrah,
karena kata tersebut tidak menerima tanwin (ghairu munsharif - pent.).
Sedangkan رَأْسُهُ adalah fail (pelaku).
"Rambutnya kusut", maknanya adalah kesibukan jihad telah membuatnya tidak sempat berhias dengan wewangian dan menyisir rambut.

مُغَبَّرَةٌ قَدَمَاهُ:
Sifat kedua bagi عَبْدٍ, sedangkan قَدَمَاهُ adalah fail, yakni debu dan tanah yang menempel di kedua kakinya. Berbeda dengan keadaan orang-orang yang hidup mewah dan bersenang-senang.

الْحِرَاسَةِ:
Dengan kasrah ha'-nya, yakni ia menjaga pasukan dengan tidak lalai.

الْسَّاقَةِ:
Dimana dia berbolak-balik demi kemaslahatan jihad.

إِنِ اسْتَأْذَنَ:
Jikalau dia meminta ijin untuk masuk ke tempat pejabat.

لَمْ يُؤْذَنْ لَهُ:
Tidak diberikan ijin, karena ia tidak mempunyai kedudukan di sisi mereka, sebab aktivitasnya tidak menghendaki dunia atau mencari kedekatan dengan pejabat.

وَ إِنْ شَفَعَ:
Dan, jikalau dia terdesak menjadi perantara dalam urusan yang disukai Allah dan Rasulullah untuk memenuhi hajat orang lain.

لَمْ يُشَفَّعْ لَهُ:
Dengan fathah fa'-nya bertasydid, yakni: tidak diterima rekomendasinya oleh pejabat dan semisalnya.

Makna hadits secara global

         Nabi shalallahu alaihi wasallam menggambarkan dalam hadits ini keadaan dua orang:
pemburu dunia, dan
pemburu akhirat.

Pemburu dunia

          Pemburu dunia menjadi hamba dunia dimana dia suka dan benci karena dunia, dan beliau shalallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan untuk orang pertama ini sebuah kabar, yang sebenarnya adalah doa,


"Binasalah dia dan celaka. Apabila dia tertusuk duri, maka dia tidak sanggup untuk mengeluarkan."
          
           Yakni,
kalau ia terkena keburukan, dia tidak mampu keluar dan menyelamatkan diri darinya. Dengan demikian, 
dia tidak berhasil meraih apa yang menjadi cita-citanya,
dia tidak selamat dari apa yang dia takutkan, dan
dia menjadi hamba syahwatnya
dia tidak mempunyai hubungan dengan Rabb-nya yang bisa membebaskan dirinya dari belenggu keburukan yang menimpanya.

Pemburu akhirat

          Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan keadaan hamba Allah yang sejati:
✓ Dia berusaha menggapai ridha-Nya,
menjauhkan diri dari kemurkaan-Nya,
bersabar memikul beban kelelahan
tidak menghabiskan waktunya untuk kemewahan, dan bersenang-senang dengan kelezatan, serta
dia tidak menampak-nampakkan diri di hadapan orang-orang supaya terkenal dan agar memiliki kedudukan di sisi mereka, sebab
dia tidak menghendaki dengan amalannya (untuk mendapatkan - ed.) dunia dan tidak menghendaki untuk meraih kedudukan, bahkan
✓ yang dia inginkan hanyalah Wajah Allah dan negeri akhirat, sehingga
Allah membalasinya dengan surga atau pohon yang terdapat di dalamnya.

Korelasi Hadits dengan Bab

          Padanya ada celaan beramal untuk dunia dan pujian beramal untuk akhirat.

Faedah yang bisa diambil dari Hadits

1. Celaan beramal untuk dunia dan pujian beramal untuk akhirat.
2. Keutamaan tawadhu' (rendah hati - ed.)
3. Keutamaan jihad fi sabilillah.
4. 
Celaan terhadap kehidupan mewah dan bersenang-senang, serta
pujian terhadap kehidupan yang seadanya, jantan dan kuat, sebab 
hal tersebut termasuk perkara yang bisa membantu berjihad di jalan Allah.

Sumber:
Buku terjemahan - Ringkasan Syarah Kitab Tauhid - Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan_
Buku terjemahan - Kitab Tauhid - Syaikh Muhammad bin Sulaiman at-Tamimi
Kajian Islam Kitab Tauhid - di Masjid Fatahillah, Tanah Baru, Depok 

Kitab at-Tauhid
Belajar dengan Menulis Saban Hari

***

WhatsApp Salafy Asyik Belajar dan Menulis


Posting Komentar untuk "#37 Termasuk Syirik: Seseorang Beramal (Amalan Akhirat) Meniatkan (motivasi - dengan tujuan) Kepentingan Duniawi"

Menjadi Terampil Menulis
Hanya dari kebiasaan menulis sederhana
Menulis Cerita

Kisah Nyata
rasa Novel


Bahasa Arab
Nahwu
Mutammimah

Bahasa Arab
Sharaf
Kitabut Tashrif

Menulis Cerita Lanjutan

Biografi Inspiratif

Bahasa Indonesia
Belajar
Kalimat

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel


Bahasa Indonesia
Belajar
Kata

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

Disalin oleh belajar.icu
Blog Seputar Mendesain Kebiasaan Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya,
mudah, sedikit demi sedikit,
dan
saban hari.