Widget HTML #1

#09 Pasal Syahwat-syahwat Jiwa dan Penjelasan Tanda-tanda Bagusnya Akhlaq

Syahwat-syahwat Jiwa

           Telah kami sebutkan bahwa syahwat-syahwat (keinginan-keinginan) jiwa tidaklah diletakkan kecuali ada manfaatnya. 

Jika seandainya tak ada syahwat kepada makanan, tentu tak ada orang makan. 
Dan, jika seandainya tak ada syahwat berhubungan suami-istri maka akan terputus keturunan manusia.  

          Adapun yang tercela adalah syahwat yang berlebihan dan tidak menempatkannya sesuai tempat (zalim) nya.

          Banyak orang yang tak memahami kadar syahwat ini, sehingga mereka meninggalkan segala syahwat jiwa. Hal ini adalah kezaliman terhadap syahwat tersebut dengan menggugurkan haknya.

         Maka, sesungguhnya jiwa itu memiliki hak dengan dalil sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam

"Sesungguhnya jiwamu itu memiliki hak atasmu"

Hadits shahih: dikeluarkan oleh Al-Bukhari (1968) Ash-Shaum, dan At-Tirmidzi (2413) Az-Zuhud, dari 'Aun bin Abu Juhaifah dari ayahnya, dan dikeluarkan Abu Dawud (1369), dan Ahmad (25776), dari Aisyah radhiallahu 'anha, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud.

          Bahkan, diantara mereka berkata, "Sebenarnya aku memiliki ini dan itu pada tahun ini, aku menyukai ini tapi aku tidak menikmatinya (mengambilnya)."

          Sikap ini adalah penyimpangan dari yang halal dan menyelisihi Sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Sebab sesungguhnya beliau mengambil apa yang beliau sukai seperti, manisan, madu dan yang selainnya.

         Maka dari itu, 

orang yang zuhud tetapi ilmunya sedikit tak perlu ditoleh.  

          Ia telah mengharamkan dirinya secara mutlak apa yang ia beruntung dapatkan dari yang ia sukai. Dengan demikian ia lebih dekat kepada kezaliman dari pada keadilan.

        Keinginan atau kesukaan itu 
  • ditinggalkan, jika sulit untuk mendapatkannya
  • Misalkan, keinginan itu tidak diperoleh kecuali dengan cara yang dibenci, atau 
  • dikhawatirkan jika menikmatinya akan berakibat tekadnya memburuk. Sehingga jiwanya terus minta agar dipenuhi keinginan tersebut. 
  • Atau itu memperingatkan dari yang demikian kepada terlalu kenyang, sehingga berat dalam beribadah.
        Adapun, memenuhi keinginan pada sebagian waktu saja 
  • dengan tujuan menguatkan jiwa, maka yang demikian itu seperti mengobati orang yang sakit, 
  • itu terpuji dan tidak tercela
         Tak mengapa bersikap lembut pada jiwa, agar jiwa kuat di atas perilakunya.

Tanda-tanda Bagusnya Akhlaq

          Terkadang, seorang murid telah bersungguh-sungguh terhadap jiwanya dari perbuatan keji dan maksiat, kemudian menyangka dirinya telah berhasil memperbaiki jiwanya, dan membaguskan akhlaqnya. Diapun telah merasa banyak dalam bersungguh-sungguh. Bukan yang demikian yang dimaksud.

          Maka, sesungguhnya bagusnya akhlaq adalah gabungan sifat-sifat orang beriman. Dan, Allah ta'ala telah menyifatinya dalam firman-Nya, 

          "Orang-orang beriman itu apabila disebut (nama) Allah, hati mereka menjadi takut, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka, dan kepada Rabb mereka bertawakkal. Mereka menegakkan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan. Mereka itulah orang-orang beriman sejati." (Al-Anfal 2 - 4)

          "Mereka adalah orang-orang yang bertobat, yang beribadah, yang memuji Allah, yang berpuasa, yang rukuk dan yang sujud, yang beramar makruf nahi mungkar, dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Berilah kabar gembira orang-orang yang beriman." (At-Taubah: 112)

          "Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk di dalam shalat mereka, dan orang-orang yang berpaling dari perbuatan yang tidak berguna, dan yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluan mereka, kecuali kepada istri-istri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki, maka yang demikian itu mereka tidak dicela. Barang siapa mencari selain itu (dengan berbuat zina), mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan mereka (orang-orang mukmin itu) menjaga amanah dan janji, serta orang-orang yang memelihara shalat mereka. Mereka itulah orang yang akan mewarisi." (Al-Mu'minun: 2 - 10)

          "Dan hamba-hamba Ar-Rahman ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan. Dan, orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka. Dan orang-orang yang berkata, 'Wahai Rabb kami, jauhkan azab Jahannam dari kami. Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal. Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.' Dan, orang-orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebihan dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanjaan itu di tengah-tengah antara yang demikian. Dan orang-orang yang tidak menyembah sembahan yang lain beserta Allah, tidak membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah membunuhnya kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina. Barang siapa melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat pembalasan dosanya, yakni akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan amal saleh. Kejahatan mereka itu diganti oleh Allah dengan kebajikan. Adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertobat dan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya. Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tak berfaedah, mereka lalui saja dengan menjaga kehormatan diri. Dan, orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. Dan, orang-orang yang berkata, 'Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. Mereka itulah yang dibalasi dengan martabat yang tinggi dalam surga karena kesabaran mereka, dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. Katakanlah kepada orang-orang musyrik, 'Rabbku tidak mengindahkan kalian, melainkan kalau ada ibadah kalian. Akan tetapi, bagaimana kalian beribadah kepada-Nya, padahal kalian sungguh telah mendustakan-Nya? Oleh karena itu, kelak azab pasti menimpa kalian.' " (Al-Furqan: 63 - 77)

          Barang siapa mendapatkan kejanggalan pada keadaan dirinya, hendaknya menghadapkan dirinya pada ayat-ayat Al-Qur'an tersebut. 
  • Keberadaan semua sifat yang tersebut itu adalah tanda bagusnya akhlaq. Dan, 
  • tiadanya seluruh sifat-sifat tersebut adalah tanda jeleknya akhlaq.
          Adapun, didapati sebagian sifat saja, dan tanpa adanya sifat yang lain, hal tersebut menunjukkan pula adanya sebagian sifat (bagusnya akhlaq) tersebut. 
  • Maka, hendaknya ia menyibukkan dengan menjaga sifat (bagusnya akhlaq) yang terdapat pada dirinya dan 
  • berusaha mewujudkan sifat baik yang lain yang belum ada.
          Dan, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah mensifati orang beriman dengan sifat yang banyak dan mengisyaratkan berbagai sifat tersebut sebagai akhlaq yang baik. Dan, disebutkan di dalam ash-Shahihain dari hadits Anas Radhiyallahu Anhu, bahwasannya Nabi Shallallahu alaihi wasallam telah bersabda,
          "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah sempurna iman seoorang hamba sampai dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri."

Hadits shahih: dikeluarkan oleh al-Bukhari (13) al-Iman, dan Muslim (45) al-Iman.

          Dan, di dalam ash-Shahihain juga dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam telah bersabda, 
         "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam."

Hadits shahih: dikeluarkan oleh al-Bukhari (6018) al-Adab, dan Muslim (47) al-Iman.

         Dan, di dalam hadits yang lain,
        "Sempurnanya orang-orang beriman dalam keadaan beriman adalah yang paling baik di antara mereka dalam berakhlaq."

Hadits hasan: dikeluarkan oleh at-Tirmidzi (1162) الرضاع (ar-Radha'), dan Abu Dawud (4682), dan Ahmad (7354), dari Abu Hurairah, dan dishahihkan oleh Al-Albani, dan telah berkata Abu Isa, "((dan di dalam bab dari 'Aisyah, dan Ibnu 'Abbas, hadits Abu Hurairah ini, hadits hasan shahih))." Dan lihatlah pada ash-Shahihah (284) oleh Al-Albani.

Dan, di antara bagusnya akhlaq adalah, menanggung (bersabar atas) gangguan, dan di dalam ash-Shahihain, 

         Bahwa seorang Arab badui menarik selendang Nabi Shallallahu alaihi wasallam sampai menimbulkan bekas pada leher beliau. Kemudian ia berkata, "Wahai Muhammad, berikan kepadaku sebagian harta Allah yang ada padamu." Maka, Rasullullah Shallallahu alaihi wasallam menoleh kepadanya kemudian tertawa. Kemudian, beliau memerintahkan agar ia diberi harta.

Hadits shahih: dikeluarkan oleh al-Bukhari (3149) فرض الخمس , dan Muslim (1057) dari Anas.


          Dan, ketika beliau disakiti kaumnya, beliau Shalallahu alaihi wasallam pun berdoa, 

          "Ya Allah ampunilah kaumku karena mereka itu tidak mengetahui."


Hadits shahih: dikeluarkan oleh al-Bukhari (3477) Hadits-hadits al-Anbiya',

dan Muslim (1792) الجهاد و السير, dari Abdullah bin Mas'ud.


         Dan, ketika Uwais al-Qarni dilempari batu oleh anak-anak kecil, iapun berkata,

"Wahai saudara-saudaraku, kalau memang aku sepantasnya dilempar batu, maka lemparilah aku dengan batu yang kecil saja, agar kalian tidak melukai betisku, karena yang demikian itu akan menghalangiku dari shalat."


Suatu ketika, Ibrahim bin Adham keluar ke sebagian tempat terbuka, serta merta seorang tentara menghadangnya, dan bertanya, "Dimanakah bangunan-bangunan?"
Maka, Ibrahim pun menunjukkan ke arah kuburan.
Hal tersebut berakibat tentara tersebut memukul kepalanya hingga terluka.
Maka, ketika tentara itu diberitahu, bahwa sesungguhnya yang ia pukul itu Ibrahim, membuat ia mencium tangan dan kaki Ibrahim.
Maka, Ibrahim berkata, "Sesungguhnya ketika ia memukul kepalaku, aku telah memohonkan ia kepada Allah, Syurga. Karena, aku mengetahui bahwa aku akan diberi pahala sebab pukulannya kepadaku. Dan aku tidak suka, bagian kebaikanku karena akibat jeleknya, sedangkan ia mendapat bagiannya (balasan buruk) karena aku."

Salah seorang Salaf melewati sebuah jalan. Tiba-tiba ia dilempar dengan debu dari atas atap. Teman-temannya pun membicarakannya. Namun, iapun (orang Salaf tersebut) berkata,
"Siapa (orang yang melempar debu tersebut) berhak mendapatkan Neraka, maka hendaknya (aku) bersabar atas pelemparan debu tersebut, dan sepantasnya kepadanya (aku) untuk tidak marah." Inilah
  • jiwa-jiwa yang tunduk karena pelatihan.
  • Akhlaq mereka pada sikap pertengahan (lurus), dan
  • batin mereka bersih dari penipuan, maka
  • akhlaq tersebut berbuah ridha terhadap ketentuan Allah.
Barang siapa tidak mendapatkan pada dirinya sebagian tanda-tanda sifat-sifat yang ada pada para Salaf, maka sepantasnya baginya
  • untuk terus-menerus berlatih
  • untuk menghasilkan sebagian dari sifat yang belum ada itu sebagai tujuannya.
Maka, sesungguhnya setelah itu ia mendapatkan hal tersebut.

Ringkasan bagusnya akhlaq

  Jadi, bagusnya akhlaq adalah gabungan sifat-sifat orang beriman. Kalau kita buat rangkumannya, sebagai berikut:

1. Bila disebut nama Allah, kalbu jadi takut.

2. Bila dibacakan ayat-ayat-Nya, bertambah iman.

3. Bertawakkal kepada Rabb

4. Menegakkan shalat

5. Menginfakkan sebagian rizki

6. Bertobat

7. Beribadah

8. Memuji Allah

9. Berpuasa

10. Rukuk dan Sujud (shalat)

11. Amar Makruf Nahi Mungkar

12. Memelihara hukum-hukum Allah

13. Khusyuk dalam shalat

14. Berpaling dari perbuatan yang tidak berguna (sia-sia)

15. Menunaikan zakat

16. Menjaga kemaluan

17. Menjaga amanah dan janji

18. Memelihara shalat

19. Berjalan di atas bumi dengan rendah hati (tawadhu')

20. Apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan

21. Melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka (shalat malam).

22. Orang-orang yang berkata, 'Wahai Rabb kami, jauhkan azab Jahannam dari kami. Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal. Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.'

23. Orang-orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebihan dan tidak pula kikir.

24. Orang-orang yang tidak menyembah sembahan yang lain beserta Allah,

25.  Tidak membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah membunuhnya kecuali dengan alasan yang benar 

26. Tidak berzina. 

27. Bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya

28. Beriman

29. Mengerjakan amal saleh.

30. Tidak memberikan persaksian palsu

31. Apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tak berfaedah, mereka lalui saja dengan menjaga kehormatan diri.

32. Apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta.

33. Orang-orang yang berkata, 'Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami.

34. Berkata juga, "Jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."

35. Mereka itulah yang dibalasi dengan martabat yang tinggi dalam surga.

36. Kesabaran

37. Disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya (surga). Mereka kekal di dalamnya.

38. Mencintai saudaranya, seperti mencintai dirinya sendiri.

39. Memuliakan tamunya

40. Tidak mengganggu tetangganya

41. Berkata baik atau diam

42. Paling baik akhlaqnya

Bibliografi

  • Kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin - Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi
  • Buku terjemahan - Mukhtashar Minhajul Qashidin - At-Tuqa
  • Kajian Islam Mukhtashar Minhajul Qashidin - Al-Ustadz Qomar ZA, Lc - Masjid Umar Ibnul Khaththab, Ponpes Darul Atsar, Kedu, Temanggung

Mukhtashar Minhajul Qashidin
Belajar dengan Menulis Saban Hari

***

WhatsApp Salafy Asyik Belajar dan Menulis

Posting Komentar untuk "#09 Pasal Syahwat-syahwat Jiwa dan Penjelasan Tanda-tanda Bagusnya Akhlaq"

Menjadi Terampil Menulis
Hanya dari kebiasaan menulis sederhana
Menulis Cerita

Kisah Nyata
rasa Novel


Bahasa Arab
Nahwu
Mutammimah

Bahasa Arab
Sharaf
Kitabut Tashrif

Menulis Cerita Lanjutan

Biografi Inspiratif

Bahasa Indonesia
Belajar
Kalimat

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel


Bahasa Indonesia
Belajar
Kata

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

Disalin oleh belajar.icu
Blog Seputar Mendesain Kebiasaan Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya,
mudah, sedikit demi sedikit,
dan
saban hari.