Widget HTML #1

#04 Makna at-Talbis dan al-Ghurur

          Penulis - Ibnul Jauzi - berkata, bahwa 

at-Talbis adalah: menampakkan kebatilan dalam bentuk kebenaran.

al-Ghurur adalah: suatu macam kebodohan yang menimbulkan keyakinan yang rusak, dan menganggapnya benar, dan yang rendah (hina) itu bagus.

         Sebabnya adalah adanya kerancuan (syubhat) atau, syubhat itu yang membuat demikian. Dan, sesungguhnya iblis menyusup (masuk - pent.) ke dalam diri manusia dengan kadar kemampuan yang dimungkinkannya, bisa bertambah maupun berkurang tergantung kewaspadaan, kelalaian, kebodohan dan pengetahuan (ilmu - pent.) mereka (manusia - pent.).

          Ketahuilah, hati (kalbu - ed.) itu bagaikan benteng. Dan, pada benteng itu ada pagar (yang mengelilingi - ed.). Pada pagar tersebut terdapat pintu-pintu. Di sana masih ada celah-celah yang tinggal di situ akal dan malaikat-malaikat. Mereka menjaga benteng tersebut.

          Pada tepi-tepi benteng terdapat tempat (الربض) , di dalam tempat itu ada hawa nafsu dan setan-setan, yang beragam. 

          Peperangan berkecamuk antara penghuni benteng (akal dan para malaikat - ed.) dan pasukan الربض (tempat hawa nafsu dan setan-setan). 

          Para setan senantiasa berputar-putar mengelilingi benteng, mencari kelengahan penjaga dan menembus melalui beberapa celah.

         Maka, sepantasnya bagi penjaga (akal - ed.) untuk mengetahui seluruh pintu-pintu benteng dan seluruh celah yang ia diberi tanggung jawab (dipercaya - ed.) untuk menjaganya. Dan, untuk tidak lengah (lesu - pent.) terhadap penjagaan sekejap pun, karena musuh pun tidak lengah.

          Seorang lelaki pernah bertanya kepada Hasan al-Bashry, "Apakah Iblis tidur?"

          Hasan al-Bashry menjawab, "Seandainya Iblis tidur, tentu kita bisa (mendapatkan - pent.) istirahat."

         Benteng ini akan benderang dengan dzikir dan terang dengan iman. Di dalamnya terdapat cermin mengkilap yang menampakkan di dalamnya bentuk setiap yang melewatinya.

           Yang pertama kali dilakukan setan adalah memperbanyak asap di tempatnya, maka menghitamlah dinding benteng, dan cermin menjadi buram (berkarat - pent.). 

          Kesempurnaan pikiranlah (akal - pent.) yang mampu mengusir asap, dan kehalusan dzikir mengalihkan cermin (menjadi bening dan bersih - ed.). 

          Dan sementara itu, musuh (hawa nafsu dan setan - ed.) senantiasa menyerang dan terkadang berhasil menyusup (masuk - pent.) ke dalam benteng. Maka, penjaga yang benci kepadanya, serta-merta keluar (menghadang - ed.). Boleh jadi, terkadang setan berhasil masuk, dan menjadi malapetaka karena kelalaian penjaga (akal - ed.).

          Terkadang, angin ikut bertolak untuk asap, maka tetaplah menghitam dinding benteng, dan cermin buram, maka berlalulah setan (menembus benteng - ed.) tanpa diketahui (penjaga - ed.). 

         Terkadang pula penjaga terluka karena kelalaiannya, sehingga justru terperdaya dan malah melayani (membantu - pent.). Dan mereka tetap tinggal merencanakan tipu daya mencocoki sikap hawa nafsu dengan bantuannya. Dan, terkadang seperti seorang yang faqih (faham - ed.) dalam keburukan.

         Sebagian Salaf berkata, "Aku telah melihat setan, maka ia berkata kepadaku, 'Terkadang aku bertemu manusia, maka aku ajari mereka, dan terkadang terjadi aku bertemu mereka, aku belajar dari mereka.'"

          Terkadang setan menyerang orang cerdas lagi pintar, dan bersamanya pengantin bergairah dan ia (orang cerdas tersebut - ed.) senang kepadanya, maka orang pintar itu tersibukkan dengan memandangnya sehingga ia tertawan. 

            Dan, (ada tingkatan /derajat tertawannya - ed.) yaitu:

1. Tingkat paling kuat pengekangan dengannya adalah percaya pada tawanan KEBODOHAN. Sedangkan, 

2. tingkat pertengahan kekuatan pengekangannya pada HAWA NAFSU, dan 

3. tingkat paling lemah pengekangannya pada KELALAIAN orang tersebut.

          Selama perisai keimanan ada pada orang beriman, maka sesungguhnya anak panah musuh tidak akan menembus pada sasaran orang beriman tersebut.

          Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Abi al-Qasim, kepada kami Ahmad bin Ahmad, kepada kami Abu Nu'aim al-Hafizh, kepada kami Abu Muhammad bin Hayan, ثنا Ahmad bin Muhammad bin Ya'qub, ثنا Muhammad bin Yusuf al-Jauhary, ثنا Abu Ghassan an-Nahdy telah berkata,
          "Aku telah mendengar al-Hasan bin Shaleh - rahimahullahu - berkata, 'Sesungguhnya setan benar-benar membukakan untuk seorang hamba 99 pintu kebaikan, tetapi setan menggunakan dengannya (99 pintu kebaikan - ed.) itu untuk (masuk - pent.) ke suatu pintu keburukan."

          Telah diberitahu kepada kami, 'Ali bin Abdullah, kepada kami Muhammad bin Muhammad an-Nadim, kepada kami عمي 'Abdul Wahid bin Ahmad ثني Ahmad bin al-Husain ثانا العدل Abu Ja'far Muhammad bin Shaleh ثنا Hayyan bin الفلس الجماني - ثنا Hammad bin Syu'aib dari al-A'masy berkata,
          "Telah menyampaikan kepada kami, seorang lelaki diajak berbicara oleh sekumpulan jin, mereka berkata, 'Tidaklah atas kami yang lebih keras, kecuali dari orang yang mengikuti as-Sunnah, adapun pemilik hawa-hawa nafsu, maka sesungguhnya kami mempermainkan mereka dengan sebenar-benar permainan."

Sumber:
Kitab Talbis Iblis (Arab .pdf) - Al-Hafizh al-Imam  Jamaluddin Abul Faraj Abdurrahman Ibnul Jauzi al- Baghdady
Buku terjemahan - Talbis Iblis


Talbis Iblis
Belajar dengan Menulis Saban Hari


***

WhatsApp Salafy Asyik Belajar dan Menulis

Posting Komentar untuk "#04 Makna at-Talbis dan al-Ghurur"

Menjadi Terampil Menulis
Hanya dari kebiasaan menulis sederhana
Menulis Cerita

Kisah Nyata
rasa Novel


Bahasa Arab
Nahwu
Mutammimah

Bahasa Arab
Sharaf
Kitabut Tashrif

Menulis Cerita Lanjutan
Kelindan
Kisah-kisah Nyata


Bahasa Indonesia
Belajar
Kalimat

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel


Bahasa Indonesia
Belajar
Kata

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

Disalin oleh belajar.icu
Blog Seputar Mendesain Kebiasaan Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya,
mudah, sedikit demi sedikit,
dan
saban hari.