Widget HTML #1

#03 Pasal bagaimana kekokohannya kalbu pada kebaikan - ada 3 jenis kalbu

           Di dalam hadits disebutkan bahwasannya Nabi Shallallahu alaihi wasallam banyak berdoa dengan berkata, 

          "Wahai Dzat Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu."

Hadits shahih: dikeluarkan oleh at-Tirmidzi (2140), dan Ahmad (11697) dari Anas, (3532) dari Ummu Salamah, dan Ibnu Majah (199), dan Ahmad (17178) dari Nawas ibn Sam'an.

          "Wahai Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan kepada-Mu."

Hadits shahih: dikeluarkan oleh Muslim (2654) Al-Qadr, dan Ahmad (6533) dari Abdullah bin Umar.

         Dan, di dalam hadits lainnya,
         "Permisalan kalbu seperti bulu di atas tanah, bulu itu dibolak-balikkan oleh angin."

Dari terjemahan: hadits dishahihkan dalam Al-Misykah no. 103

         Dan, ketahuilah bahwasannya kalbu dalam kekokohannya atas kebaikan, kejelekan atau kebimbangannya di antara kedua hal tersebut, terbagi 3 jenis kalbu:

1. Kalbu yang dimakmurkan dengan ketakwaan, dan 

  • disucikan dengan berbagai latihan dan dibersihkan dari buruknya akhlaq
  • Gagasan-gagasan kebaikan terpancar di dalam kalbu yang berasal dari khazanah kegaiban. 
  • Kemudian yang demikian itu ditolong oleh tentara yang tak terlihat (malaikat - ed.), dan 
  • memberi petunjuknya kepada kebaikan-kebaikan yang lainnya.

2. Kalbu yang ternoda

  • dipenuhi hawa nafsu
  • dimasuki berbagai kejelekan, dan 
  • dikotori oleh berbagai akhlaq tercela
  • Maka, kekuasaan setan menguat pada kalbu tersebut, karena mendapat tempat yang luas padanya. 
  • Sedangkan kekuasaan iman menjadi lemah
  • Kalbu diliputi oleh kabut hawa nafsu, maka cahayanya hilang. Jadilah kalbu seperti mata yang diselimuti kabut, sehingga tak memungkinkan kalbu untuk melihat. 
  • Tak berpengaruh padanya celaan maupun nasehat.

3. Kalbu yang pada awalnya terdapat bisikan hawa nafsu

  • yang mengajaknya kepada kejelekan
  • Namun, diikuti bisikan keimanan, yang mengajaknya kepada kebaikan.
         Sebagai contoh (poin 3), setan mengirimkan pasukan penyerang ke akal dan menguatkan penyeru hawa nafsu. 

         Dan, berkata, "Tidakkah engkau melihat fulan dan fulan? Bagaimana mereka membebaskan diri mereka dalam hawa nafsu."

          Bahkan setan menyebutkan sekelompok ulama, sehingga jiwa tersebut condong kepada setan.

          Namun, malaikatpun menyebarkan pasukan untuk menghadapi setan. 

          Dan, ia berkata, "Tak ada yang binasa kecuali orang melupakan azab. Oleh karena itu, jangan tertipu oleh kelalaian manusia pada diri mereka. Bagaimana pendapatmu, jika mereka berdiri di bawah terik matahari musim panas, sedangkan engkau mempunyai rumah yang dingin (sejuk)? Apakah engkau sepakat (mengikuti) dengan mereka atau engkau mencari kemashlahatan? Apakah engkau menyelisihi mereka kala panasnya matahari? Tetapi tidak menyelisihi mereka dalam perkara yang akan menjerumuskan ke Neraka?"

         Lalu, jiwapun condong kepada perkataan malaikat.

         Akibatnya, jiwa terjatuh pada keraguan pilihan di antara dua pasukan, hingga kalbu didominasi oleh pasukan yang lebih pantas mempengaruhi.

          Barang siapa diciptakan untuk kebaikan, ia akan dimudahkan untuk melakukannya. Dan, barang siapa diciptakan untuk kejelekan, ia akan dimudahkan untuk melakukannya:

          "Barang siapa yang Allah menghendaki petunjuk baginya, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam, dan barang siapa yang Allah menghendaki kesesatan baginya, niscaya Allah akan menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah dia sedang mendaki langit." (Al-An 'am: 125)

         Ya, Allah berilah kami taufik kepada hal-hal yang engkau cintai dan ridhai. Allahu'alam dan semoga Allah memberi shalawat atas Muhammad sebaik-baik dari para Nabi dan para Rasul. Aku memuji-Nya dengan segala pujian-Nya.

Bibliografi

  • Kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin - Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi
  • Buku terjemahan - Mukhtashar Minhajul Qashidin - At-Tuqa
  • Kajian Islam Mukhtashar Minhajul Qashidin - Al-Ustadz Qomar ZA, Lc - Masjid Umar Ibnul Khaththab, Ponpes Darul Atsar, Kedu, Temanggung

Mukhtashar Minhajul Qashidin
Belajar dengan Menulis Saban Hari

***

WhatsApp Salafy Asyik Belajar dan Menulis

Posting Komentar untuk "#03 Pasal bagaimana kekokohannya kalbu pada kebaikan - ada 3 jenis kalbu"

Menjadi Terampil Menulis
Hanya dari kebiasaan menulis sederhana
Menulis Cerita

Kisah Nyata
rasa Novel


Bahasa Arab
Nahwu
Mutammimah

Bahasa Arab
Sharaf
Kitabut Tashrif

Menulis Cerita Lanjutan
Kelindan
Kisah-kisah Nyata


Bahasa Indonesia
Belajar
Kalimat

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel


Bahasa Indonesia
Belajar
Kata

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

Disalin oleh belajar.icu
Blog Seputar Mendesain Kebiasaan Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya,
mudah, sedikit demi sedikit,
dan
saban hari.